Air dan Ikhlas
Hujan
ini, mengingatkanku betapa manisnya sebuah kehidupan air. Disana ada
keikhlasan. Mencba hidup seperti air adalah tantangan. Hidupnya diputar tak
pernah berhenti. Dia dimana. Bahkan di tempat paling panas ia tetap ada. Dia
ada disetiap kehidupan. Dialah air. Bahkan di kita, air selalu ada. Apa kalian
tahu, apa ciri-ciri sebuah kehidupan? Utama yang teringat adalah air. Dia meresap
merasuk dalam setiap atom tubuh kita. Dia rela menjadi yang selalu
dipermainkan. Dia menjadi siklus menyebalkan untuk siapa? Untuk kehidupan.
Apakah
terkadang kalian sempat berpikir bila air berperasaan dia akan marah. Bagaimana
tidak, saat ia menjalani hidupnya di samudra yang luas, karena teriknya
matahari ia menguap. Terbang ke langit. Berkumpul di awan kemudian dijatuhkan
tanpa perasaan yang terkadang dengan kecepatan ratusan kilometer perjam. Dan begitu
jatuh, mungkinkah ia berada di samudra kembali. Tidak. Dia sudah berada di
tempat yang berbeda. Apa dia marah? Dia tak pernah marah. Dia terima dengan
iklas apa yang ditakdirkan Tuhan.
Aku
ingin mengambil filosofi ini, mencoba iklas menerima kehidupan. Di putar dengan
berbagai masalah. Menjadi dewasa karena tak selalu di tempat ia dilahirkan. Aku
ingin seperti air mengalir tanpa lawanan. Aku ingin seperti air yang berguna
bagi kehidupan. Aku ingin seperti air yang rela menjadi uap untuk bisa
membasahi bumi ini.
"bermimpilah selagi sang fajar belum memaksamu untuk bangun"
air sumber kehidupan
BalasHapusjadilah seperti air. hehehe
salam kenal
salam kenal juga, tapi menurutku sebenarnya sumber kehidupan itu bukan air, melainkan matahari
BalasHapus