Cinta dengan Dua Sisinya
Cinta. Lima huruf penuh makna. Banyak orang
tertawa karena cinta, mereka bahagia. Banyak orang menangis karena cinta,
mereka kecewa. Tak tahu punya kekuatan apa cinta itu hingga bisa membuat orang
tertawa, menangis, membenci. Banyak kebahagiaan terjadi karena cinta, itu
wajar. Yang paling ekstrim ada juga manusia yang menyakiti manusia lain karena
cinta. Mereka punya cinta yang bodoh. Banyak karya spektakuler tercipta di
dunia ini karena cinta, kita sebut saja Romansa Romeo dan Juliet, Tragedi Jack
dan Rose kapal Titanic, barbie Princess Sugarplum dan Pangeran Nutracker,
pangeran Wiliam dan Putri Swan Like, itu yang ada di luar negeri.....
Bagiku, cinta yang paling abadi ialah seperti matahari yang rela berpijar hingga ribuan tahun menerangi jagad raya ini. Ia rela mejadi satu-satunya sumber energi bagi semua mahluk di dunia. Layaknya cinta yang abadi dimiliki oleh seorang ibu yang merelakan hidupnya dan bertaruh nyawanya untuk mengeluarkan seorang (bahkan untuk yang kembar lebih dari satu) mahkluk kecil bernafas dari tubuhnya. Yang entah nanti ketika tumbuh dan berkembang menjadi manusia baik atau justru kebalikannya. Tapi seorang ibu tak pernah memedulikannya. Yang ia inginkan buah hatinya menjadi manusia paling hebat dari yang lain. Dan hanya cinta seperti inilah yang dapat ku pahami dan ku mengerti. Tak peduli seperti cinta yang yang lain.
Lebih hebat lagi tragedi cinta yang pernah
terjadi di negeri ini. Bahkan masuk dalam sejarah negeri ini. Prambanan. Ya,
prambanan merupakan bukti cinta Bandung Bondowoso terhadap Kanjeng Roro
Jonggrang. Tak ada yang mampu menandingi kehebatannya. Bagaimana tidak, Bandung
Bondowoso mampu membuat 999 candi dalam satu malam, walaupun sebenarnya semua
itu dikerjakan oleh setan dan jin di bawah kekuatan Bandung Bondowoso.
Disitulah letak kehebatan dan kekuatan Bandung Bondowoso, seorang manusia yang
mampu memerintah ratusan jin untuk membangun 1000 candi sebagai tanda cintanya
kepada Kanjeng Roro Jonggrang.
Tapi apa yang dilakukan oleh Roro Jonggrang, ia dengan segala kemampuannya menggunakan beberapa teknik apapun untuk menggagalkan usaha Bandung Bondowoso. Alhasil, usaha mati-matian Bandung Bondowoso yang dilakukan semalaman sia-sia karena kelicikan Roro Jonggrang mempercepat ayam berkokok yang menjadi pertanda bahwa pagi akan datang. Dan karena usaha yang dilakukan oleh Bandung Bondowoso tidak dihargai oleh Roro Jonggrang, Bandung Bondowoso pun kalap. Ia tak memedulikan lagi cintanya kepada Kanjeng Roro Jonggrang. Ia justru mengutuk gadis yang dicintainya tersebut menjadi sebuah arca untuk menggenapi ke-999 candi yang telah diciptakan sebelumnya. Begitu tragisnya.
Apa yang dilakukan mereka berdua adalah bukti cinta yang menjadi nestapa di akhir cerita. Mereka memegang cinta mereka masing masing. Bandung Bondowoso dengan cintanya kepada Roro Jonggrang yang membara. Sementara, Roro Jonggrang dengan cintanya kepada ayah tercinta yang dengan sadisnya dibunuh oleh cinta. Cinta, hal yang sederhana tapi sangatlah rumit untuk dijalani.
Bagiku, cinta yang paling abadi ialah seperti matahari yang rela berpijar hingga ribuan tahun menerangi jagad raya ini. Ia rela mejadi satu-satunya sumber energi bagi semua mahluk di dunia. Layaknya cinta yang abadi dimiliki oleh seorang ibu yang merelakan hidupnya dan bertaruh nyawanya untuk mengeluarkan seorang (bahkan untuk yang kembar lebih dari satu) mahkluk kecil bernafas dari tubuhnya. Yang entah nanti ketika tumbuh dan berkembang menjadi manusia baik atau justru kebalikannya. Tapi seorang ibu tak pernah memedulikannya. Yang ia inginkan buah hatinya menjadi manusia paling hebat dari yang lain. Dan hanya cinta seperti inilah yang dapat ku pahami dan ku mengerti. Tak peduli seperti cinta yang yang lain.
kasih seorang ibu pada anaknya |
matahari terhadap jagat raya ini |
Tapi apa yang dilakukan oleh Roro Jonggrang, ia dengan segala kemampuannya menggunakan beberapa teknik apapun untuk menggagalkan usaha Bandung Bondowoso. Alhasil, usaha mati-matian Bandung Bondowoso yang dilakukan semalaman sia-sia karena kelicikan Roro Jonggrang mempercepat ayam berkokok yang menjadi pertanda bahwa pagi akan datang. Dan karena usaha yang dilakukan oleh Bandung Bondowoso tidak dihargai oleh Roro Jonggrang, Bandung Bondowoso pun kalap. Ia tak memedulikan lagi cintanya kepada Kanjeng Roro Jonggrang. Ia justru mengutuk gadis yang dicintainya tersebut menjadi sebuah arca untuk menggenapi ke-999 candi yang telah diciptakan sebelumnya. Begitu tragisnya.
Apa yang dilakukan mereka berdua adalah bukti cinta yang menjadi nestapa di akhir cerita. Mereka memegang cinta mereka masing masing. Bandung Bondowoso dengan cintanya kepada Roro Jonggrang yang membara. Sementara, Roro Jonggrang dengan cintanya kepada ayah tercinta yang dengan sadisnya dibunuh oleh cinta. Cinta, hal yang sederhana tapi sangatlah rumit untuk dijalani.
Roro Jonggrang |
Bukti cinta Bandung Bondowoso |
Terkadang cinta juga susah dibedakan dengan
nafsu. Banyak orang mengatasnamakan cinta untuk memperoleh atau melampiaskan
hawa nafsunya. Hingga tak jarang banyak kaum muda tanpa ikatan pernikahan yang
katanya memiliki cinta, namun karena terbawa nafsunya mereka malah terbawa ke
dalam arus nista yang tak ada ujungnya. Mungkin cinta itu indah dan suci bila
didasari oleh rasa yang sangat murni akan cinta. Dan tak terbumbui oleh hasutan
setan sehingga tidak mengotori cinta itu sendiri.
Dan kau tahu, dengan adanya dua sisi cinta
tersebut dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa semua ini memang harus ada
kebalikannya. Agar seimbang. Layaknya baik dan jahat. Semua berkesinambungan.
Begitupun cinta, selalu mempunyai dua sisi yakni membahagiakan dan menyakitkan.
“tak
peduli bagaimanapun, ibu adalah malaikat yang Tuhan tugaskan untuk menemani dan
menjaga kita”
sumber referensi gambar:
sumber referensi gambar:
Komentar
Posting Komentar